Malam lebaran, ketika jalanan yang biasanya hening berubah menjadi lautan manusia dengan kepentingannya masing-masing. Ketika kesunyian berubah menjadi hingar-bingar pestanya para animal simbolicum. Ketika itu pula saya duduk termenung di meja kerja, mencoba berpikir dan merasa, barangkali ada sesuatu yang perlu saya lakukan.
Jujur saja, saya ini orang yang kelewat sombong sampai jarang sekali meminta maaf di kala lebaran. Entah kenapa rasanya kok berat kalau saya meminta maaf tanpa tahu salah saya apa. Sudah menyakiti orang lain, pas minta maaf pakai kata-kata kopi paste standar lebaran itu kok kesannya kurang ajar sekali.
Dalam benak saya ada yang harus lebih didahulukan daripada meminta maaf, yaitu memaafkan. Saya percaya memaafkan lebih berat daripada minta maaf. Jika yang menghalangi seseorang untuk minta maaf adalah ego, maka penghalang seseorang untuk memaafkan adalah dendam.
Empat tahun sudah blog ini mengejar eksistensi di dunia maya, dari awal mula masih alay sok asik kini jadi blog alay yang fix gak asik. Ada banyak sekali perubahan dalam blog ini. Mungkin masih ada yang ingat dulu blog ini bernama “Sadewa Blog” atau “Miniboy Blog”. Kalau beneran masih ada yang ingat dengan dua nama itu, saya ucapkan terimakasih karena berarti anda pembaca setia yang bisa tahan dengan ke-alay-an masa lalu. :D
Saya juga minta maaf jika ada yang mencari tulisan lama saya di blog ini dan sudah tiada. Ya. Saya sengaja menghapusnya. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti: njiplak tulisan orang lain, terlalu alay, terlalu gak penting, terlalu wagu dan segala pertimbangan yang sepertinya tak layak untuk dibaca ya saya hapus.
Dalam beberapa tahun sebelumnya, saya akui saya tidak serius dengan aktivitas ngeblog. Hal ini pasti membuat pembaca tidak nyaman. Misalnya tampilan blog yang awut-awutan, tampilan tulisan yang bikin sakit mata, penggunaan bahasa yang bikin muntah dan lain-lain, saya haturkan permohonan maaf lagi. Dan ketidakseriusan tadi mungkin juga membuat blogger lain tidak nyaman, untuk itu lagi dan lagi saya mohon maaf.
Tak luput untuk semua pihak yang kebetulan baca tulisan saya dan ternyata malah nama anda saya jadikan bahan banyolan, seperti Saiful Jamil hingga Duo Serigala (ngapain juga mereka sempet nyasar di mari). Dengan penuh khidmat dan ketetapan hati yang khusyuk, saya mohon maaf.
Sejauh ini, beberapa hal diatas adalah yang saya ingat dari kesalahan saya. Jika ternyata ada yang kurang, dengan senang hati saya menerima koreksi.
Selain itu, jika boleh jujur memang ada beberapa orang yang bikin risih. Misal iklan peninggi badan, judi bola dan obat kuat yang berceceran secara masif nan sistematis di kolom komentar. Atau orang yang kehabisan ide tapi punya semangat ngeblog sampai copas tulisan saya meski cuma dua artikel :D . Dengan riang gembira, saya turut memberi maaf. Terdengar sombong ya, hahahaha.
Semoga ajang maaf memaafkan ini tidak sekedar simbol lebaran tapi juga pemaknaan yang mendalam. Berjabat tangan tanpa ketulusan seperti Taro tanpa rasa rumput laut. Bermaaf-maafan sekadar formalitas seperti cinta tanpa pertengkaran kecil. Tidak lengkap, tidak utuh dan tidak afdhol. Harapan saya sih kita tidak terperangkap dalam budaya tahunan ini sebatas kulit luarnya saja. Tapi bisa tenggelam dalam esensi yang semestinya.
Selamat Berhari Raya dengan pemaknaan kita masing-masing kawan. Tetap kondusif, jaga kerukunan dan tak perlu anarki. Semoga teror ledakan-ledakan tidak terulang kembali, minimal tidak terjadi di sekitar kita. Sampai jumpa di postingan saya berikutnya. Terima kasih.
Regards.
Jujur saja, saya ini orang yang kelewat sombong sampai jarang sekali meminta maaf di kala lebaran. Entah kenapa rasanya kok berat kalau saya meminta maaf tanpa tahu salah saya apa. Sudah menyakiti orang lain, pas minta maaf pakai kata-kata kopi paste standar lebaran itu kok kesannya kurang ajar sekali.
Dalam benak saya ada yang harus lebih didahulukan daripada meminta maaf, yaitu memaafkan. Saya percaya memaafkan lebih berat daripada minta maaf. Jika yang menghalangi seseorang untuk minta maaf adalah ego, maka penghalang seseorang untuk memaafkan adalah dendam.
Berbuat jahat pada orang lain lalu minta maaf itu standar. Kalau dijahati lalu memaafkan itu suangar.Terlepas dari itu di malam yang syahdu ini saya bermaksud meminta maaf kepada para pembaca blog saya. Dalam menyajikan tulisan-tulisan di blog ini, saya akui masih level kacangan. Mengingat struktur penulisan ala sego mawut yang sudah pasti bikin pembaca bingung, atau isi tulisan yang tidak ada penting-pentingnya bagi anda, saya mohon maaf.
Empat tahun sudah blog ini mengejar eksistensi di dunia maya, dari awal mula masih alay sok asik kini jadi blog alay yang fix gak asik. Ada banyak sekali perubahan dalam blog ini. Mungkin masih ada yang ingat dulu blog ini bernama “Sadewa Blog” atau “Miniboy Blog”. Kalau beneran masih ada yang ingat dengan dua nama itu, saya ucapkan terimakasih karena berarti anda pembaca setia yang bisa tahan dengan ke-alay-an masa lalu. :D
Saya juga minta maaf jika ada yang mencari tulisan lama saya di blog ini dan sudah tiada. Ya. Saya sengaja menghapusnya. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti: njiplak tulisan orang lain, terlalu alay, terlalu gak penting, terlalu wagu dan segala pertimbangan yang sepertinya tak layak untuk dibaca ya saya hapus.
Dalam beberapa tahun sebelumnya, saya akui saya tidak serius dengan aktivitas ngeblog. Hal ini pasti membuat pembaca tidak nyaman. Misalnya tampilan blog yang awut-awutan, tampilan tulisan yang bikin sakit mata, penggunaan bahasa yang bikin muntah dan lain-lain, saya haturkan permohonan maaf lagi. Dan ketidakseriusan tadi mungkin juga membuat blogger lain tidak nyaman, untuk itu lagi dan lagi saya mohon maaf.
Tak luput untuk semua pihak yang kebetulan baca tulisan saya dan ternyata malah nama anda saya jadikan bahan banyolan, seperti Saiful Jamil hingga Duo Serigala (ngapain juga mereka sempet nyasar di mari). Dengan penuh khidmat dan ketetapan hati yang khusyuk, saya mohon maaf.
Sejauh ini, beberapa hal diatas adalah yang saya ingat dari kesalahan saya. Jika ternyata ada yang kurang, dengan senang hati saya menerima koreksi.
Selain itu, jika boleh jujur memang ada beberapa orang yang bikin risih. Misal iklan peninggi badan, judi bola dan obat kuat yang berceceran secara masif nan sistematis di kolom komentar. Atau orang yang kehabisan ide tapi punya semangat ngeblog sampai copas tulisan saya meski cuma dua artikel :D . Dengan riang gembira, saya turut memberi maaf. Terdengar sombong ya, hahahaha.
Semoga ajang maaf memaafkan ini tidak sekedar simbol lebaran tapi juga pemaknaan yang mendalam. Berjabat tangan tanpa ketulusan seperti Taro tanpa rasa rumput laut. Bermaaf-maafan sekadar formalitas seperti cinta tanpa pertengkaran kecil. Tidak lengkap, tidak utuh dan tidak afdhol. Harapan saya sih kita tidak terperangkap dalam budaya tahunan ini sebatas kulit luarnya saja. Tapi bisa tenggelam dalam esensi yang semestinya.
Selamat Berhari Raya dengan pemaknaan kita masing-masing kawan. Tetap kondusif, jaga kerukunan dan tak perlu anarki. Semoga teror ledakan-ledakan tidak terulang kembali, minimal tidak terjadi di sekitar kita. Sampai jumpa di postingan saya berikutnya. Terima kasih.
Regards.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar