Belakangan ini perbincangan soal isu kesehatan semakin mengemuka karena virus corona. Saya senang ketika banyak orang menjadikan isu kesehatan sebagai topik perbincangan mereka, baik di media sosial mapun di dunia nyata. Mau bagaimana lagi, kesehatan adalah komponen penting bagi kehidupan kita. Apalagi melihat bumi yang semakin rentan, saya khawatir penyakit-penyakit baru semakin bermunculan.
Salah satu cara paling sederhana untuk menangkal penyakit adalah dengan menjaga kesehatan. Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan? Ada beberapa langkah, seperti menjaga tubuh dan ruangan yang sering kita pakai agar selalu bersih. Sumber penyakit sering bersemayam di tempat yang kotor dan berterbangan di udara yang bau. Jadi pastikan tempat kita yang kita tinggali aman dari ancaman penyakit.
Selain itu, langkah yang tidak kalah penting untuk menjaga kesehatan adalah dengan melakukan olahraga rutin, mengonsumsi makanan dan minuman yang baik bagi tubuh, beraktivitas dan beristirahat yang cukup, serta rutin melakukan pengecekan kondisi tubuh ke dokter.
Mudah diucapkan, susah dilakukan.
Jika kamu berpikir demikian, ya, kita sama. Saya menduga, karena isu kesehatan (di lingkungan saya) bukan jadi topik yang sering diperbincangkan, maka kepekaan saya terhadap langkah-langkah menjaga kesehatan di atas sangat kurang. Misalnya begini, ketika saya hendak makan, healthy food bukanlah pilihan pertama yang muncul di benak saya. Begitu juga ketika saya bangun tidur, saya sama sekali lupa jika punya rencana untuk berolahraga.
Saya merasa sangat bersalah pada diri saya sendiri karena tidak mampu menjaganya. Gaya hidup saya sangat buruk. Maka sering banget saya jatuh sakit. Keinginan untuk memperbaiki kualitas hidup tentu saja ada. Namun nyatanya, mengubah habit tidak semudah menebak lemparan koin. Perlu ada tekad yang kuat, disiplin tinggi, dan daya fokus yang besar.
Nampaknya, saya bukan satu-satunya yang mengalami degadrasi kesehatan seperti yang sudah saya ceritakan di atas. Sebab di masa ini, telah banyak bermunculan program dan teknologi yang dirancang untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Salah satunya adalah masalah pencegahan dari datangnya penyakit. Teknologi apa yang bisa mengatasi hal ini? Apakah kita bisa mengakses teknologi semacam ini? Atau hanya orang kaya saja yang bisa?
Artificial Intelligent : Sebuah Terobosan Melampaui Antrian
Pulse merupakan aplikasi kesehatan yang bisa dipakai oleh siapapun yang memiliki gawai pintar di sakunya. Pulse berfungsi untuk memanajemen kondisi tubuh kita. Ketika kita tidak enak badan atau menunjukkan sebuah gejala penyakit, kita bisa menggunakan Pulse untuk mengeceknya. Kaum rebahan dan mageran bisa relate banget, kan?
Aplikasi Pulse memiliki beragam fitur yang sangat kita butuhkan.
Pertama; pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kondisi tubuh. Dalam fitur ini kita harus mengisi beberapa pertanyaan kuisioner yang nantinya akan direkap dan hasilnya akan menunjukkan kondisi badan kita seperti apa. Fitur ini juga dikenal dengan nama ‘Digital Twin’, yaitu kembaran dari diri kita yang ada dalam aplikasi Pulse. Di situ ada informasi menyeluruh tentang tubuh kita, mulai dari otak, otot, tulang, hingga organ dalam.
Kedua; pemeriksaan gejala penyakit. Misalnya, secara tiba-tiba kepala terasa pusing. Sebelum membeli obat asal-asalan, kita bisa menggunakan Pulse untuk memandu kita agar tahu kita sedang sakit apa. Dalam fitur ini akan dibantu oleh Artificial Intelligent (AI) sehingga tidak perlu antre untuk berkonsultasi dengan dokter. Kedua fitur ini didukung oleh Babylon.
Ketiga; bicara dengan dokter resmi, bisa lewat chat, voice call, dan video call. Jika AI mencurigai kalau penyakit yang kita alami bukan penyakit ringan, maka kita bisa menghubungi dokter-dokter yang tersedia 24 jam. Setelah konsultasi, kita bisa mendapatkan rekomendasi obat, bahkan bisa langsung beli obatnya. Kok mirip aplikasi sebelah? Ya, memang fitur ini berkolaborasi dengan Halodoc yang memiliki layanan konsultasi kesehatan secara daring yang terpercaya di Indonesia.
Keempat; riwayat penyakit, obrolan dengan dokter, dan jenis-jenis obat diarsipkan dengan baik oleh Pulse. Fitur ini juga didukung oleh Halodoc.
Selain keempat fitur di atas, masih ada beberapa detail layanan lainnya. Untuk menggunakan Pulse, kuncinya cuma dua: koneksi internet dan kejujuran ketika menjawab pertanyaan. Jika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab karena kamu tidak tahu, maka jawab saja: “saya tidak tahu”.
Contohnya begini; kalau Pulse bertanya apakah kamu alergi obat X sementara kamu tidak pernah meminum obat itu dan tidak pernah didiagnonsis alergi terdapat obat X, maka jawab saja ‘tidak tahu’. Hati-hati. Jangan gampang self-diagnose, ya. Kalau kamu tidak jujur dan halu ketika mengisi kuisioner, Pulse akan kesulitan mengenalimu yang sesungguhnya. Jangan sampai ini terjadi.
Download aplikasi Pulse di sini |
Nah, saya rasa cukup segini dulu cerita hari ini. Walau tidak bagus-bagus amat, saya harap tulisan ini bisa memberi manfaat untuk kamu yang membacanya. Terima kasih sudah mampir di sini, ya. Mutualan, yuk!
Header: Photo by Natasha Spencer from Pexels
Wahh, jd langkah utama sebelum ke dokter bisa pake app ini ya u/pemerikasaan
BalasHapusBisa, bisa. Yok dicoba
Hapus