Saya pernah mengalami sakit mata yang teramat serius. Saat itu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Saya tidak ingat berapa usia saya kala itu, tapi saya tidak pernah lupa bagaimana masa-masa itu teramat menyakitkan bagi saya dan teramat menyibukkan bagi ibu saya.
Entah sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan orangtua saya untuk membayar ongkos berobat. Namun, tidak ada hasil yang memuaskan. Penyakit mata ini terjadi tidak hanya dalam hitungan hari. Tapi bulan. Apa yang saya rasakan saat itu?
Dokter bilang, mata saya ini alergi debu. Sehingga setiap keluar rumah saya harus menggunakan kacamata yang tidak ada celah di berbagai sisinya, mirip seperti kaca mata renang. Lalu setiap bangun tidur saya harus membersihkan ‘belek’ yang menggumpal keras di kelopak mata saya. Kelopak mata saya terasa sangat lengket yang membuat saya tidak bisa membuka mata. Untunglah ibu saya setiap pagi menyediakan air anget dan kapas agar saya bisa membersihkan belek-belek itu.
Meski saya tidak keluar rumah sekalipun, mata saya sering terasa panas dan perih. Kalau saya berkaca, saya bisa melihat warna merah muncul di sudut kanan dan kiri mata saya. Kalau ditanya lagi apa yang saya rasakan. Ya rasanya sakit. Kalau ditanya bagaimana perasaan saya. Ya sama. Rasanya sakit. Bahkan saya pernah berpikir kalau saya akan kehilangan penglihatan untuk selamanya.
Sembuh Total?
Klinik kesehatan di dekat rumah saya selalu menjadi langganan tiap anggota keluarga saya sakit. Tapi kali ini, kami harus kecewa. Berbulan-bulan mata saya tidak sembuh. Padahal sekali berobat bisa kena tarif 100-200ribu. Angka yang tidak kecil di masa-masa awal reformasi itu.Orangtua kemudian mencarikan pengobatan alternatif buat saya. Entah apa namanya, yang jelas pada saat itu saya diberi salep yang harus dioles di mata setiap hari. Pada mulanya saya skeptis. Soalnya sudah berbagai jenis obat tetes mata yang saya pakai tetap tidak mempan. Namun saya tidak punya pilihan lain. Saya harus mencoba salep ini atau mau sakit selamanya.
Beberapa hari saya rutin menggunakan salep tersebut. Awalnya perih banget memang. Tapi lama-lama mata saya terasa lebih enteng dan cerah. Tidak sampai satu bulan, mata saya sembuh. Alhamdulillah. Apakah sembuh total? Hmm… tunggu dulu.
Meski sudah tidak terasa sakit lagi, namun daya penglihatan saya memburuk dengan drastis. Sejak kelas 6 SD, saya sudah tidak bisa lagi melihat dengan jelas objek-objek yang jauh dari mata. Saya rabun jauh. Hingga sekarang.
Sempat Kambuh Lagi?
Source: Insto |
Tentu saja, saya tidak ingin kejadian di masa lalu terulang kembali. Saya harus tahu tentang apa yang terjadi pada mata saya dan bagaimana cara mengatasinya.
Saya terbantu dengan internet untuk mencari tahu hal ini. Jika melihat tanda-tanda yang terjadi seperti mata kering, mata sepet, mata pegel, mata perih, dan mata lelah persis dengan kondisi saya, maka sebenarnya saya mengalami gejala mata kering.
Apakah kamu pernah mengalami gejala mata kering? Mata kering bukan jenis penyakit yang langka. US National Library of Medicine National Institute of Health (NCBI) menyatakan bahwa sekitar 60 juta orang di dunia ini pernah mengalami mata kering. Jadi jangan khawatir. Pasti metode penyembuhannya selalu diperbarui untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal.
Setelah mengetahui bahwa saya mengalami gejala mata kering, bukan kambuh, saya segera mencari obatnya. Kali ini tidak perlu keluar banyak biaya seperti yang sudah-sudah. Saya cukup jalan kaki ke minimarket terdekat lalu beli Insto Dry Eyes. Jenis Insto ini secara spesifik mengobati mata kering. Berbeda dengan Insto Reguler yang lebih cocok dipakai untuk mengobati iritasi pada mata.
Obat tetes mata menjadi barang yang wajib saya bawa selain obat masuk angin. Sebab gejala mata kering bisa datang kapan saja. Misalnya ketika kita terlalu sering menatap monitor, terkena AC, atau lupa berkedip. Tapi saya sudah tidak khawatir lagi jika serangan datang. Bye mata kering!
Sebagai pelajaran kita bersama, ya. Kalau mata terasa sepet, pegal, dan perih itu berarti tanda-tanda mata kering. Sebaiknya segera diobati sebelum makin parah nantinya. Saran saya sih pakai insto dry eyes yang bisa diperoleh dengan mudah. Kalau tak kunjung sembu segera berobat ke dokter, ya.
Header: Photo by Sharon McCutcheon from Pexels
wah nek aku cukup turu mas kwkwkw
BalasHapus