Memulai membuka usaha bisa
dari mana saja dan kapan saja. Ketika teknologi digital menjadi hal yang mudah
dijangkau, siapapun bisa memulai bisnisnya. Tapi tidak semua bisa mengembangkannya!
Saya punya sedikit -beneran
sedikit- pengalaman soal berbisnis. Dulu, saya pernah mencoba membangun
platform soal perbukuan, namanya Majibooks. Majibooks itu semacam blog yang
khusus membahas soal dunia perbukuan sekaligus membuka toko buku online. Unit
usaha ini saya dirikan bersama kekasih saya (Tiwi) dan dibantu satu sahabat
saya (Dani). Kami sudah bikin blog, membeli domain, dan menjalin kerja sama
dengan supplier buku. Sayangnya, Majibooks mangkrak karena saya kurang mampu
mengorganisir keperluan bisnis.
Selain itu saya juga sempat
membuka usaha kecil-kecilan di Instagram, yaitu jasa desain CV. Usaha tersebut
memang gampang dimulai, tapi ternyata sukar mempertahankannya. Saya hanya punya
satu klien hingga akhirnya usaha ini saya tutup karena tiga hal. Pertama, saya
merasa kemampuan desain saya tak semahir penawar jasa desain CV yang lain.
Kedua, kompetisi pasar terlalu ketat, di mana tarif jasa yang saya pasang lebih
mahal dari pesaing. Ketiga, saya tidak giat.
Dua pengalaman tersebut memang masih jauh dari memuaskan. Tapi apakah
saya menyerah? Tidak!
Membuka Usaha Berbasis Digital itu Mudah. Menumbuhkannya Susah.
Saya dan kekasih saya kembali
berdiskusi untuk membangun usaha yang lebih serius. Sebenarnya kami punya ide
usaha yang berbeda, tapi dalam pengelolaan tetap akan saling bantu untuk
merealisasikan impian kami masing-masing. Saya berpikir untuk membuat sebuah
platform yang bisa mempertemukan antara kreator, talent, kru, dan sponsor. Sebagai
gambaran, dewasa ini ada banyak sekali platform yang mempertemukan antara klien
dan freelancer seperti sribulancer, fastwork, dan lain-lain. Nah, saya ingin
mengadopsi bentuk tersebut ke dalam sebuah platform kolaboratif untuk membuat
konten kreatif.
Misal kamu ingin membuat
video klip. Karena faktor pergaulan dan jaringan yang terbatas, kamu jadi
kesulitan mencari talent dan kru. Nah, platform yang saya maksud akan mewadahi
hal tersebut. Di situ kamu tinggal tawarkan proyek kreatif apa yang sedang kamu
kerjakan dan butuh talent serta kru dengan spesifikasi seperti apa. Malahan
kamu juga bisa dapat sponsor buat karya kreatif kamu. Seru, kan?
Selama ada koneksi internet
dan aplikasi yang terpasang, membuka usaha sudah bukan sesuatu yang rumit. Jika
dulu untuk buka usaha perlu sewa toko, sekarang siapa saja bisa buka toko
online tanpa ribet bahkan gratis. Tapi tantangannya sebenarnya bukan di situ.
Semakin mudah membuka usaha, semakin banyak pula pesaingnya. Semakin menunda
untuk memulai, semakin tergusurlah kesempatannya. Itulah yang saya rasakan dari
secuil pengalaman di atas. Tentang bagaimana mental menunda-nunda dan
ketidaktekunan membuat bisnis yang saya mulai langsung gulung tikar.
Tentu saja saya tak ingin
jatuh di lubang yang sama berkali-kali. Pada bisnis di tahun 2019 yang ingin saya
bangun kali ini, saya harus membekali diri dengan mental yang kuat, pengetahuan
soal teknis yang luas, dan berjejaring dengan banyak pihak.
Bagi saya, “mentalitas”
adalah salah satu faktor yang teramat penting untuk menumbuhkan bisnis yang
sedang kita jalani. Mau secepat apapun internet kamu, kalau mental berbisnisnya
lamban ya hasilnya bisa seperti saya, sudah bangkrut sejak dalam pikiran. Selain
itu membuka usaha yang minim modal bisa membuat kita terlena karena seolah
tidak ada beban rugi yang akan kita tanggung. Mental seperti itu yang akan
membunuh usaha kita perlahan.
Lantas bagaimana sebaiknya
kita mengatasi hal tersebut?
Kalau menurut saya, memiliki
rekan kerja yang setia adalah kunci yang paling penting. Ketika kita stuck,
bosan, apalagi malas, rekan kerja akan membantu kita untuk kembali ke dalam
track. Ibarat kisah fiktif populer dari Inggris, apalah arti Sherlock Holmes
tanpa John Watson. Ea.
Tapi, perlu ditegaskan juga
bahwa pada akhirnya inisiatorlah yang memegang peranan penting untuk memutuskan
apakah bisnis mau dikembangkan, dibiarkan, atau malah dibubarkan. Oleh karena itu, seorang founder semestinya
rajin belajar dan berjejaring agar mampu menghadapi masalah-masalah yang timbul
nantinya. Jangan sampai kita tidak menuai apa-apa dari bisnis yang kita mulai.
Header: Pexels.com
Mas, template blognya bagus Mas. Kalau boleh tau ini desain sendiri atau download Mas ?
BalasHapusHalo, Rahmad.
HapusTemplate blog ini download, kok. Tapi dengan beberapa penyesuaian yang dikerjain sendiri. hehe.
bener banget, persaingan ketat mengharuskan kita harus selalu mengupgrade diri supaya bisa bersaing dengan pengusaha lainna.
BalasHapusAyo semangat, bro!
HapusMembangun bisnis memang susah banget ya mas, butuh komitmen kuat dan kedisiplinan yg tinggi. Pengen gtu suatu saat juga bsa bangun bisnis sendiri aamiin. . Salam kenal mas ~ blognya keren hehehe
BalasHapusteringat dulu saya pernah mencoba jualan kartu sim yang sdh bisa digunakan untuk internet. Tapi sayangnya saya tinggalkan hanya pulsa yg masih berjalan. rugi karena saat pesan kartu sim yg kedua saya dibohongi, banyak pelanggan mengeluh baru diaktifkan kok udah gak bisa dipakai internetan lagi. malah saya sampai mengembalikan uang pelanggan sebagai bentuk tanggungjawab.
BalasHapus