Kecenderungan seseorang untuk tampil menawan tidak hanya terjadi di dunia nyata. Terima atau tidak, dunia maya sudah menjadi bagian dari hidup kita pada peradaban ini. Maka wajar bila diantara kita ada yang terobsesi untuk tampil menawan di dunia maya. Terlebih lagi karena teknologi yang mudah didapatkan dan mudah digunakan menjadi faktor pemicu bagi seseorang untuk mengolah fotonya sendiri agar lebih rupawan.

Saya sendiri telah mengikuti perhelatan social media online sejak dulu, sebut saja twitter (mulai pakai tahun 2009), facebook (2008) , friendster (2007) dan MIRc (326 SM). Sampai saat ini saya aktif di facebook dan instagram. Sehingga saya hafal betul wajah-wajah orang yang doyan nongol di timeline. Bahkan dulu sempat ngetrend orang-orang kalau ganti foto avatar di twitter suka ngetwit “new ava”. Saking obsesinya pada eksistensi dan narsisme yang tinggi.

Saya sendiri sebagai seorang pria, tentu merasa diberuntungkan dengan teknologi kosmetik digital ini, meskipun saya sering jarang kadang-kadang pernah tidak menggunakannya. Munculnya foto-foto cantik di timeline kadang kala membuat iman saya salah tingkah. Maka menjadi keputusan yang cukup berat bagi saya, antara ingin lanjut scrol kebawah atau klik kanan set as desktop background.

Tak jarang saya melihat teman facebook update profil picture-nya dengan paras wajah bak bidadari Korea. Lalu lihat kolom komentarnya penuh jempol dan aneka respon terutama dari kalangan pria. Komentar paling basi adalah sebagai berikut:

“Cantik” : lagaknya memuji biar dapet balesan ‘makasih yaa’.
“Wow” : lagaknya terkejut biar dapet balesan ‘wow kenapa?’.
“Siapa nih?” : lagaknya menggoda biar dapet balesan ‘akulah, siapa lage?’.
“Udah ada yang punya belum? Hehe” : sengaja pakai ‘hehe’ biar kesannya malu-malu atau ingin terlihat tidak terlalu hidung belang.
“Aurat!” : lagaknya sok suci, padahal klik kanan save as.
Serius dude, percakapan macam itu masih suka seliweran di beranda saya. Kadang saking jengahnya terpakasa unfriend meski doi temen sekolah dulu.

Melihat fenomena tersebut, saya menyimpulkan bahwa ada tiga jenis perempuan narsis di media sosial:

Pertama

Pada dasarnya memang cantik. Di tambah filter dikit jadi makin WOW. Sudah barang tentu foto-fotonya ramai memperoleh like dan komen. Namun biasanya perempuan jenis ini susah digoda. Jadi buat kalian para cowok yang masih suka mengomentari fotonya dengan kata-kata gombal murahan itu, kalian hanya akan dianggap seonggok akun sampah.

Kedua

Di dunia nyata biasa, di dunia maya mempesona. Perempuan jenis ini mengandalkan kosmetik digital agar kulitnya makin putih, wajahnya makin halus, bibirnya makin menggemaskan dan aneka jenis tipu muslihat lainnya. Biasanya ia tidak terlalu dipensip, sedikit mudah digoda, mau merespon komentar orang-orang, enak dibercandain, kadang kala mau diajak ketemuan.

Ketiga

Tidak cantik di dunia nyata, tidak menawan pula di dunia maya. Perempuan jenis ini biasanya upload foto selfie ala kadarnya. Tanpa filter karena mungkin ia tidak punya teknologi kosmetik digital. Tapi fotonya punya banyak komentar dari para pria. Usut punya usut, ternyata perempuan tersebut setiap upload foto selalu menyertakan keterangan “Open rental. 2 jam 100ribu, sampai modar 7juta. Only condom user diskon 5%. Hilang bukan tanggung jawab kami”. Ternyata emang lagi jualan badan, yang ini jangan ditiru ya.

Menyikapi hal ini, alangkah baiknya jika kamu wahai perempuan bervitamin B12 untuk menjaga diri dengan tidak terlalu terbuka dengan orang-orang baru kenal di dunia maya. Kamu bisa saja memikat mereka dengan foto-foto cantik olahan itu. Tapi percayalah, jika di dunia nyata ada kok yang mau sama kamu bukan karena kecantikan. Jadilah pribadi yang menyenangkan, niscaya inner beauty-mu akan terpancar mempesona indah bak bidadari Burkina Faso.
 

Pesan khusus untuk kamu yang terlalu vulgar.

Sesungguhnya aku tak tahu menahu apa alasanmu memamerkan belahanmu. Mulai dari belahan dada, belahan pantat, belahan ketek, belahan jempol dan semua jenis belahan yang kamu miliki. Berhati-hatilah, foto kalian bisa saja jadi produk mahal untuk situs-situs dewasa. Kalian tak pernah tahu jika teman facebook atau follower kalian bisa saja supplyer foto-foto seksi untuk blog konten dewasa. Mereka cukup save as foto yang kalian upload cuma-cuma itu, lalu jual ke admin situs dewasa. Ya berhati-hati saja sih.

Baiklah segitu saja yang ingin saya bahas di sini. Maaf jika ada yang tersinggung. Maaf jika ada yang tidak berkenan. Terimakasih sudah mampir guys. 

Source pict: wallpapercave.com